Aliran Syi'ah di Nusantara Aboebakar Atjeh PDF
Judul Buku: Aliran Syi'ah di Nusantara
Pengarang: Aboebakar Atjeh
Penerbit: Islamic Research Institute
Tahun Terbit: 1977
Jumlah Halaman: 53 hlm
ISBN: -
Biografi Pengarang:
Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh (atau Abubakar Aceh atau Abu Bakar Aceh atau Hadji Aboebakar) ialah intelektual populer dari Aceh sekalian penulis beberapa buku keagamaan, filsafat dan kebudayaan. Lahir bernama Aboebakar pada 18 April 1909 di Peureumeu, Kabupaten Aceh Barat, dari pasangan ulama. Ayahnya ialah Teungku Haji Syekh Abdurahman, imam Mushola Raya Kutaradja (saat ini seringkali dikatakan sebagai Mushola Raya Baiturrahman).
Ibunya namanya Teungku Hajjah Naim. Aboebakar Atjeh wafat pada 18 Desember 1979 di Jakarta, dan disemayamkan di TPU Karet Bivak Jakarta.
Tambahan "Atjeh" ada di belakang namanya sebagai pemberian Presiden Soekarno yang takjub akan keluasaan pengetahuan putra Aceh ini. "Ensiklopedi Jalan" ialah panggilan beberapa temannya mengenai inti pengetahuan pengetahuannya.
Nama Aboebakar Atjeh masuk ke buku 100 Figur Islam yang Paling Punya pengaruh di Indonesia yang dicatat oleh Shalahuddin Hamid dan Iskandar Ahza.
Prof. Dr. KH. Aboebakar Atjeh Seorang ulama Indonesia dan pengarang yang menulis banyak buku mengenai agama Islam, filsafat, *tasawuf, riwayat, dan kebudayaan Aceh. Kata Atjeh ialah tambahan nama yang diberi oleh presiden RI pertama, Soekarno yang kagum pada keluasaan ilmunya. Ayahnya, Syekh Abdurrahman, ialah Imam Mushola Raya Kutaraja (saat ini Banda Aceh) dan turunan Kadi Sulatan di Aceh Barat. Dia belajar mengaji Al-Qur'an pada ayahnya dan pelajari tuntunan Islam dari beberapa guru agama, teungku di daerah kelahiranya.
Pengajaran formalnya diawali dari sekolah dasar Volkssschool di Meulaboh, selanjutnya diteruskan di Kweekschool Islamiyah (Sekolah Guru Islam) di Sumatra Barat.
Kemudian dia berpindah ke Jakarta dan di sini dia pelajari beberapa bahasa asing lewat pelatihan-kursus. Dia kuasai bahasa Arab, Belanda, Inggris dan pahami bahasa Jepang, Perancis dan Jerman.
Dia pahami beberapa bahasa wilayah seperti bahasa Aceh, Minagkabau, Jawa, Sunda dan Gayo. Pernah menuntut pengetahuan di Mekah, tetapi sesaat.
Pada periode saat sebelum kemerdekaan, jaman wargaan Jepang, dan jaman sesudah proklamasi, dia banyak lakukan aktivitas keagamaan dan bungkusyarakatan. Aktivitas itu diantaranya, membangun Muhammadiyyah di Kutaraja (1924), bekerja sebagai karyawan rendahan, selanjutnya jadi karyawan senior. Pada jaman Belanda sebagai pustakawan dan editor pada Kantor Masalah Dalam Negeri (1930 - 1941).
Di periode wargaan Jepang, dia jadi pimpinan asrama dan karyawan perpustakaan pada Shomubu Nito Syoki (1944), dari sisi jadi guru pada Latihan Pelatihan Kiai. Sesudah Proklamasi Kemerdekaan dia jadi karyawan pada Kementerian Pengajaran dan Kebudayaan (1945).
Selanjutnya dia memegang Kepala Perpustakaan Islam Kementerian Agama di Yogyakarta (1946), anggota pimpinan Partai Masyumi di Yogyakarta (1946), dan jadi Karyawan Tinggi pada Departemen (Kementerian) Agama Republik Indonesia (1947 - 1955).
Di tahun 1950, dia jadi pimpinan editor majalah balkon agama, majalah sah Departemen Agama. Di tahun 1948 bersama menteri agama saat itu KH *Masjkur, dia memelopori ide penulisan Al-Qur'an Pusaka. Al-Qur'an itu berukauran 65 x 120 cm dan sekarang diletakkan di Mushola Baitur Kandungan, Istana Negara, Jakarta.
Abu Bakar Atjeh terdaftar sebagai anggota pengurus penulisan riwayat untuk Monumen Nasional; jadi salah seorang anggota paniatia pembangunan Mushola *Istiqlal Jakarta; seorang pemrakarsa berdirinya Mushola Agung al-Azhar di Kebayoran Baru, Jakarta Selatan; ikut membangun Perpustakaan Kutub Khannah Iskanar Muda di Banda Aceh (1949 - 1950); dan membangun dan jadi pengurus Perpustakaan Islam di Jakarta yang selanjutnya dipindah di Yogyakarta.
Sebagai ulama dan intelektual, dia katif memberi pengajian agama di beberapa masjid dan jadi penceramah agama Islam pada Pusroh (Pusat Rohani) Angkatan Membawa senjata RI Jakarta, dan jadi dosen pada beberapa perguruan tinggi di Jakarta seperti IAIN, Kampus Ibnu Khladun, dan Kampus Islam Jakarta. Di tanggal 30 Januari 1967 dia terima gelar doktor honoris causa dalam sektor Pengetahuan Agama Islam dari Kampus Islam Jakarta.
Sebagai petinggi tinggi Departeman Agama RI dia berpeluang berkunjung beberapa negara, seperti Filipina, Pakistan, Jepang (dalam rencana masalah cetak Al-Qur'an), Arab Saudi (dalam rencana anggota delegasi Indonesia ke konggres Islam), dan Mesir (sebagai anggota kelompok menteri luar negeri). Di hari tua sampai meninggal dunianya, dia jadi ikhwan Tarekat Kadiriah-Naqsyabandiyah yang terpusat di Suralaya.
Posting Komentar untuk "Aliran Syi'ah di Nusantara Aboebakar Atjeh PDF"