Macam-macam Keterampilan Sosial
![]() |
Gambar: Pexels.com |
Penerapan Kurikulum 2013 pada jenjang pendidikan baik SD, SMP, maupun SMA menuntut terwujudnya Standar Kompetensi Kelulusan (SKL) yang meliputi penidikan karakter, metodologi pembelajaran akif, dan keseimbangan antara soft skill dan hard skill yang mencakup tiga aspek yakni, kognitif, afektif, dan psikomotorik secara terintegrasi (Ulum, 2018). Selain sebagai proses transfer ilmu, pendidikan juga berperan besar dalam pengembangan sikap dan keterampilan sosial siswa agar dapat hidup bermasyarakat. Hal ini masuk ke dalam aspek afektif siswa. Di sekolah, guru tak hanya berperan dalam mendidik siswa dari segi pengetahuan, akan tetapi juga berperan aktif dalam pembentukan sikap dan keterampilan sosial siswa agar menjadi manusia yang berbudi pekerti. Pendidikan dapat dikatakan berhasil apabila mampu mewujudkan individu atau siswa memiliki akan yang cerdas, jasmani yang sehat dan kuat, serta rohani yang suci, sehingga dapat bersosial sebagai manusia yang baik dan bermanfaat bagi dirinya sendiri serta orang lain (Ulum, 2018).
Keterampilan sosial dapat terbentuk salah satunya dengan adanya mata pelajaran ilmu-ilmu sosial. Dalam Supardan (2015), Jarolimek menyatakan bahwa adanya social studies bertujuan untuk understanding knowledge and knowing, attitudes, dan skills. Dengan soft skills dalam hal ini keterampilan sosial, siswa dapat beradaptasi dalam lingkungan multikultur di Indonesia. Adapun dimensi keterampilan sosial yang harus dicapai siswa antara lain, a) kesadaran diri, b) mengendalikan emosi, c) empati, d) berbagi, e) menolong), f) keterampilan bekerjasama, g) berkomunikasi (Siahaan & Rusmaliyah, 2019).
Kesadaran diri atau self awarness merupakan sebuah proses mengenali motivasi, pilihan, dan kepribadian sebagai dasar dari kecerdasan emosional dan mengetahui bahwa hal tersebut memengaruhi penilaian, keputusan, dan interaksi diri dengan orang lain. Antonius Atosokni Gea dalam Malikah (2013) menyatakan bahwa kesadaran diri merupakan pemahaman terhadap kekhasan fisik, kepribadian, watak, dan temperamen, mengetahui segala kelemahan serta kelebihan diri. Dengan mengenali diri sendiri terdapat beberapa manfaat yang bisa dirasakan antara lain, 1) sebagai alat kontrol kehidupan, mengenal berbagai karakteristik diri, mengetahui aspek rohani diri sendiri, memahami bahwa penciptaan diri adalah sebuah anugerah, dapat membantu berpikir kritis, dan nilai rohani dari pengenalan diri. Dengan kesadaran diri yang dimiliki, siswa akan mampu memahami situasi diri sendiri, memahami orang lain, situasi sosial, dan memahami harapan yang ada pada dirinya.
Kedua, mengendalikan emosi. Pengendalian emosi merupakan serangkaian proses yang dilakukan individu untuk menghadapi situasi emosi berupa pengalihan dan penyesuaian kognitif dengan afektif. Pengalihan merupakan salah satu cara yang dapat mengendalikan emosi dengan menyalurkan ke objek atau aktivitas lain. Penyesuaian kognitif merupakan cara yang digunakan untuk menilai suatu paradigm atau objek dengan presepsi positif. Hal ini jika dilakukan maka akan terjadi sinkornansi kognitif positif dengan afektif atau sikap siswa yang baik (Diana, 2015).
Ketiga, keterampilan sosial yang harus dimiliki siswa adalah empati. Tingkat empati yang dimiliki manusia merupakan salah satu faktor besar yang mendorong terjadinya hubungan sosial antarmanusia dalam proses perubahan dan belajar (Rogers, 1980). Empati merupakan merasakan apa yang dirasakan orang lain, dalam hal ini siswa dapat mengidentifikasi perasaan orang lain. Empati terdiri atas tiga komponen yakni, pemahaman terhadap orang lain dengan sensitive dan tepat, pemahaman yang mendorong munculnya perasaan tersebut, dan cara berkomunikasi dengan orang lain agar dapat merasa diterima dan dipahami (Zuchadi, 2003). Empati menjadi suatu tingkah pro-sosial yang menjadi dasar bagi siswa untuk berinteraksi secara nyata dengan orang lain, khususnya di sekolah.
Selanjutnya, seorang siswa harus memiliki sifat sosial berbagi dan menolong. Sebagai makhluk sosial siswa diharapkan memiliki keterampilan berbagi dan menolong terhadap sesame. Keterampilan berbagi adalah kecakapan dan kemampuan yang sudah tertanam dalam diri manusia untuk saling menerima dan memberi kepada orang lain. Sikap saling berbagi ini kadang sulit diimplementasikan karena manusia cenderung memiliki sifat yang egois. Selain sikap berbagi, siswa juga harus dilatih untuk suka saling tolong menolong. Dalam kehidupan sekolah dan juga lingkungan masyarakat, sikap ini sangat diperlukan karena manusia merupakan makhluk sosial yang selalu berhubungan timbal balik dengan manusia lain.
Kelima, keterampilan bekerja sama. Sebagai seorang siswa keterampilan ini merupakan salah satu hal terpenting dalam menempuh pendidikan di sekolah. Siswa tak akan jauh dari kerjasama antar teman, misalnya dalam bekerja kelompok menyelesaikan permasalahan yang ada. Keterampilan bekerja sama juga dapat melatih soft skill siswa terkait bekerja di dalam tim, mengkoordinir teman, dan berkontribusi di dalamnya. Dan terakhir adalah keterampilan berkomunikasi. Sebagai makhluk sosial, komunikasi merupakan hal terpenting dalam terjalinnya interaksi antar sesama.
Baca Juga:
https://www.lei.co.id/2022/06/psikolog-anak-jogja.html
https://www.lei.co.id/2022/06/tes-iq-di-jogja.html
https://www.lei.co.id/2022/06/tes-minat-bakat-di-jogja.html
https://www.lei.co.id/2022/06/tes-kesiapan-masuk-sd.html
https://www.lei.co.id/2022/06/psikolog-pernikahan-jogja.html
Posting Komentar untuk "Macam-macam Keterampilan Sosial"